POTENSI PARIWISATA SENI DAN BUDAYA
KOTA BUKITTINGGI
A. Potensi Wisata Kota Bukittinggi
Industri pariwisata
merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi. Banyaknya objek wisata
yang menarik, menjadikan kota ini dijuluki sebagai "kota wisata".
Dengan luas wilayah 25,239 Km2, dengan ketinggian antara 909 M – 941 M diatas
permukaan laut. Suhu udara berkisar 17,1oC
sampai 24,9oC, merupakan iklim udara yang sejuk. Kota Bukittinggi dikitari
oleh gunung, bukit dan ngarai (lembah) menambah indahnya pemandangan sekitarnya. Kondisi ini yang mendorong masyarakat dari
daerah lain terutama propinsi tetangga seperti Riau, Jambi, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan dan daerah lainnya datang ke daerah ini untuk berwisata.
Untuk menghidupkan
sektor pariwisata, ada lima bentuk wisata yang dikembangkan pemerintah kota
Bukittinggi yaitu wisata pemandangan, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata
konfrensi.
1. Wisata Pemandangan
Objek wisata pemandangan di Kota Bukittinggi
diantaranya:
a. Ngarai Sianok
Ngarai Sianok
merupakan salah satu objek wisata utama Kota Bukittinggi. Dikarenakan keindahan
alam yang menariknya yang dapat menarik perhatian para wisatawan baik dalam
negeri maupun dalam negeri. Ngarai Sianok merupakan suatu lembah yang indah,
hijau dan subur. Didasarnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku
menelusuri celah-celah tebing dengan latar belakang Gunung Merapi dan Gunung
Singgalang. Keindahan alam Ngarai Sianok mempesona, sering dijadikan bahan
imajinasi para pelukis dan diabadikan oleh para wisatawan untuk diambil
foto-fotonya. Ngarai Sianok terletak di pusat Kota Bukittinggi dengan panjang ±
15 km, kedalaman ± 100 m dan lebar sekitar 200 m.
Untuk
mengunjungi nagari Koto Gadang di daerah ngarai, wisatawan bisa
melalui Janjang Koto Gadang. Jenjang yang memiliki panjang sekitar 1 km ini,
memiliki desain seperti Tembok Besar China.
b. Taman Panorama
Taman Panorama yang baru saja selesai direvitalisasi berlokasi di Jl. Panorama yang berjarak 1 Km dari pusat Kota Bukittinggi. Dari dalam taman ini kita menikmati pemandangan yang indah dan mempesona terutama kearah lembah Ngarai Sianok dengan latar belakang Gunung Singgalang. Di lokasi ini terdapat kios-kios souvenir khas Minangkabau, warung makanan dan minuman, tempat duduk permanen, parkir dan fasilitas lainnya. Dari Taman Panorama yang terdapat di kota Bukittinggi memungkinkan wisatawan untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok yang ada di sekitarnya.
c. Taman Panorama Baru
Berlokasi
di Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kecamatan Mandiangin Koto Salayan. Panorama Baru
ini merupakan suatu kawasan yang memiliki pemandangan yang indah ke arah Ngarai
Sianok dengan medan yang berbukit-bukit serta area yang luas. Dilokasi ini kita
dapat menikmati keindahan panorama alam Ngarai Sianok. Terdapat berbagai
fasilitas pendukung wisata antara lain tempat-tempat duduk permanen. Disamping
itu obyek wisata ini dapat dimanfaatkan sebagai tempat kemping ataupun tempat
penampilan berbagai acara kesenian. Pada minggu pagi tempat ini ramai
dikunjungi karena udara yang bersih sambil berlari-lari pagi untuk kebugaran
jasmani.
d. Jenjang 1.000
Jenjang
1000 merupakan objek wisata yang masih alami, berliku-liku menelusuri
celah-celah tebing. Jenjang 1000 ini digunakan oleh masyarakat setempat untuk
mengambil air minum ke lembah Ngarai Sianok, disamping untuk berolah raga jalan
kaki dengan latar belakang gunung Merapi dan Singgalang yang anggun dan
mempesona. Pada tempat wisata ini tersedia tempat peristirahatan, WC, kolam
pancing, lokasi camping serta lapangan parkir yang luas. Disamping itu kita
menyaksikan perilaku binatang liar seperti kera yang berkeliaran sambil bermain
dan melompat dari dahan ke dahan dan burung-burung berkicau bernyanyi menghibur
para pengunjung.
2. Wisata Sejarah
Jam
Gadang adalah simbol kota Bukittinggi dan provinsi Sumatra Barat di Indonesia.
Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya
yang sudah puluhan tahun. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek
Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra
pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan
hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).
Simbol
khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini memiliki cerita dan keunikan dalam
perjalanan sejarahnya. Hal tersebut dapat ditelusuri dari ornamen pada Jam
Gadang. Pada masa penjajahan Belanda, ornamen jam ini berbentuk bulat dan di
atasnya berdiri patung ayam jantan. Namun saat Belanda kalah dan terjadi
pergantian kolonialis di Indonesia kepada Jepang, bagian atas tersebut diganti
dengan bentuk klenteng. Lebih jauh lagi ketika masa kemerdekaan, bagian atas
klenteng diturunkan diganti gaya atap bagonjong rumah adat Minangkabau.
Dari
menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama kota Bukittinggi yang
terdiri dari bukit, lembah dan bangunan berjejer di tengah kota yang sayang
untuk dilewatkan. Saat dibangun biaya seluruhnya mencapai 3.000 Gulden dengan
penyesuaian dan renovasi dari waktu ke waktu. Setiap hari ratusan warga
berusaha di lokasi Jam Gadang.
b. Benteng Ford de Cock
Benteng
ini didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Baron Hendrik Markus
De Kock sewaktu menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia
Belanda, karena itulah benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock.
Benteng yang terletak di atas Bukit Jirek ini digunakan oleh Tentara Belanda
sebagai kubu pertahanan dari gempuran rakyat Minangkabau terutama sejak
meletusnya perang Paderi pada tahun 1821-1837. Disekitar benteng masih terdapat
meriam-meriam kuno periode abad ke 19.
Dan
pada sekarang ini terdapat berbagai fasilitas di sekeliling benteng tersebut.
Dimana pada hari-hari libur, benteng ini akan diramaikan oleh acara-acara yang
diadakan oleh sekolah-sekolah yang ada di Kota Bukittinggi. Di sekitar benteng
ini tedapat arena bermain anak-anak seperti ayunan, seluncuran, dan sebagainya.
Anak-anak juga dapat menaiki kuda dengan menyewa kuda yang disewakan di sekitar
area tersebut. Bukan saja sarana bermain anak-anak juga terdapat permainan Fly
Fox dan permainan lainnya. Taman-taman di sekitar benteng menjadi tempat
peristirahatan para wisatawan yang datang.
Terkenal
dengan sebutan Gedung Negara Tri Arga, terletak di pusat Kota Bukittinggi
tepatnya di depan taman Jam Gadang. Pada zaman penjajahan Jepang gedung ini
dijadikan tempat kediaman Panglima Pertahanan Jepang (Seiko Seikikan Kakka) dan
pada zaman revolusi fisik tahun 1946 menjadi Istana Wakil Presiden RI Pertama
Drs. Mohammad Hatta. Sekarang gedung ini digunakan sebagai tempat seminar,
lokakarya dan pertemuan tingkat nasional dan regional yang representatif serta
sebagai rumah tamu negara bila berkunjung ke Bukittinggi. Arsitektur bangunan
ini berciri kolonial, dengan kamar-kamar yang luas berjumlah 8 buah tetapi
sekarang ditambah 12 buah.
Taman
Marga Satwa dan Budaya Kinantan atau lebih dikenal dengan sebutan Kebun
Binatang. Obyek wisata ini dibangun tahun 1900 oleh seorang berkebangsaan
Belanda yang bernama Controleur Strom Van Govent yang berkebangsaan Belanda.
Kemudian pada tahun 1929 dijadikan kebun binatang oleh Dr. J. Hock dan
merupakan satu-satunya kebun binatang yang ada di Sumatera Barat, dan merupakan
kebun binatang tertua di Indonesia. Di tengah lokasi wisata ini terdapat Museum
Kebudayaan berbentuk rumah adat Minangkabau, Museum Zoologi dan tempat bermain
anak-anak.
Di
dalam Taman Panorama terdapat gua bekas persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia
II yang disebut dengan Lubang Jepang. Lubang ini sebenarnya lebih
tepat disebut terowongan (bunker) Jepang. Dibangun tahun 1942 untuk kepentingan
pertahanan tentara Jepang dalam PD II dan perang Asia Timur Raya (Dai Tora
Senso) atas perintah pemerintah militer Angkatan Darat Jepang (Tentara Kedua
Puluh Lima) untuk Sumatera berkedudukan di Bukittinggi dengan Komandan Tentara
Pertahanan Sumatera Jend. Watanabe. Terakhir komandemen militer se Sumatera
dipimpin oleh Seiko Seikikan Kakka yaitu Jend. Kabayashi, Walikota terakhir
Sito Ichori. Bukittinggi dengan nama Shi Yaku Sho meliputi Kurai Limo Jorong
dan juga mencakup Ngarai Sianok, Gaduik, Kapau, Ampang Gadang, Batutaba dan
Bukit Batabuah. Lubang Jepang memiliki panjang sekitar 1400 m dan lebar ± 2
m.
Lobang
Jepang panorama berada di Jalan Panorama, Kelurahan Bukit Cangang kayu Ramang, Kecamatan Guguk Panjang Kota
Bukittinggi.
Para pekerjanya kebanyakan didatangkan dari Jawa yang
dibawa Jepang untuk bekerja secara paksa membuat terowongan sepanjang 1.470 m
dalam waktu cukup singkat, sehingga memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Goa atau lobang Jepang ini dibuat pada kedalaman 40 – 50
m di bawah tanah bercadas yang cukup keras.
Di dalam terowongan yang garis tengah dan tingginya 2 m
terbagi menjadi 20 kamar yang terdiri dari kamar tidur, ruang persembunyian,
ruang perawatan, ruang dapur, ruang penjara dan gudang amunisi. Ruangannya
sengaja dibuat berliku-liku dengan sejumlah ruangan jebakan.
f. Rumah Kelahiran Bung Hatta
Rumah ini merupakan duplikat dari bangunan lama yang
sudah hancur. Bangunan ini dibangun tahun 1994, kerjasama Pemerintah Kota
Bukittinggi dengan Universitas Bung Hatta Padang. Rumah ini merupakan tempat
kelahiran Bung Hatta, salah satu proklamator RI, terdiri dari 2 lantai.
Rumah ini salah satu museum yang patut dikunjungi. Selain
itu rumah ini telah masuk menjadi Cagar Budaya Kota Bukittinggi yang dilindungi
sesuai dengan Undang-undang No 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya dan
Perwako No. 2 tahun 2012.
Lokasi Rumah Kelahiran Bung Hatta sangat mudah dijangkau,
berada di tepi jalan jl Soekarno Hatta no. 37. (daerah pasar bawah kota
Bukittinggi).
3. Wisata Budaya seperti Musium Budaya / rumah
Bagonjong
4.
Wisata
Konfrensi
a.
Balai
Sidang Hatta
Pemerintah
Kota Bukittinggi juga sudah membangun sebuah perpustakaan yang lengkap yang berlokasi
di Bukit Gulai Bancah tepatnya di bagian barat Kantor Balai Kota. Pustaka yang
bertaraf nasional ini diberi nama Pustaka Bung Hatta dan dilengkapi dengan
sarana audio visual, ruang konfrensi, auditorium serta mushalla. Meeting Room
yang ada di lantai 3 juga disewakan untuk berbagai kegiatan seperti pesta
perkawinan dll. Dibangun diatas tanah seluas 5609 m² pustaka ini merupakan
saudara kembar dengan pustaka nasional yang ada di Blitar.
c.
Istana
Bung Hatta
B. Potensi
Seni dan Budaya
1. PEDATI
Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi tidak saja memiliki potensi pada tempat-tempat
yang menarik untuk dilihat oleh para wisatawan yang datang. Namun, terdapat
berbagai seni dan budaya yang disajikan oleh Kota Bukittinggi.
Pesta Seni
Budaya Pameran Dagang dan Idustri (PEDATI) merupakan acara tahunan yang
diadakan oleh pemerintahan Kota Bukittinggi sejak tahun 2000. PEDATI ini selalu
dilaksanakan di Lapangan Kanti Wirabraja Kota Bukittinggi dikarenakan lapangan
tersebut berada di pusat kota Bukittinggi.
Kegiatan yang awalnya digagas oleh
kelompok masyarakat yang menamakan dirinya Pemuda Pecinta Persatuan Bangsa ini
bertujuan menjalin persatuan dan kesatuan bangsa melalui pendekatan keragaman
dan kekayaan budaya, sekaligus menyambut momentum peringatan Sumpah Pemuda.
Belakangan, pesta ini juga dihelat dalam rangka menyukseskan
program wisata nasional, Wonderful Indonesia 2011.
Pada tahun
2011, pelaksanaan PEDATI di Kota Bukittinggi diadakan pada tanggal 24
Oktober sampai tanggal 2 November 2011 dengan tema ” Pesta Budaya Rakyat
Pemersatu Bangsa”.
Event ini akan dibuka resmi oleh Menteri Kebudayaan
dan Pariwisata RI, Ir. Jero Wacik, SE dan ditandai dengan tari massal yang
dibawakan 300 murid Sekolah Dasar. Tari ini bertajuk "Seribu Minang,
Seribu Jenjang" dengan koreografer Adong dkk dari ISI Padangpanjang.
Satu Dasawarsa Pesta Budaya Rakyat Pemersatu Bangsa
ini, dibuka secara adat Minangkabau dengan pidato pasambahan. Setelah Walikota
Bukittinggi Ismet Amzis menyampaikan laporan dan ucapan selamat datang,
kemudian Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno akan mengulas tentang posisi
Sumatra Barat dalam peta kepariwisataan, budaya, ekonomi, sumberdaya alam dan
sumberdaya manusia.
Selesai acara peresmian, Menteri Budpar RI Jero
Watjik akan melepas pawai budaya dan pawai alegoris keliling kota Bukittinggi.
Pawai ini akan diikuti utusan dan kontingen seni budaya Satu Dasawarsa PEDATI
Nusantara, Paguyuban, Organisasi Seni dan Budaya, Ormas, Insan Pariwisata,
lembaga pendidikan pada jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota
Bukitinggi.
Pawai Budaya dan Alegoris ini bertemakan
"Semangat Soempah Pemoeda dan Semangat Pendidikan". Pada saat pawai
berlangsung, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melakukan pengguntingan pita tanda
persemian pameran dagang dan industri yang dikoordinir Event Organizeer PT.Oasis
Mitra Pratama Jakarta.
Pesta akbar juga akan menampilkan kesenian dari 12
kota dan kabupaten di Sumatra Barat. Dua belas tim luar provinsi dan luar
negeri ditambah dengan 18 paguyuban yang ada di Kota Bukittinggi. Tim
luar negeri yang sudah mendaftarkan diri masing-masing Sri Warisan (Singapore),
Malaka Bandaraya Bersejarah, Terengganu, Negeri Sembilan dan Tim Kebudayaan
Universiti Malaysia Sarawak. Sementara peserta luar provinsi Sumatra Barat
masing-masing Nangroe Aceh Darussalam, Sumatra Utara, Riau, Riau Kepulauan,
Jambi, Sumatra Selatan, Bangka Belitung dan Lampung.
Sementara siang hari kedua, pentas Satu Dasawarsa
PEDATI Nusantara akan diisi dengan kreatifitas siswa dalam bentuk pagelaran,
lomba dan festival, antara lain lomba merangkai bunga, lomba baju kurung
basiba, lomba busana muslim, lomba baca puisi, festival penyanyi lagu Minang,
lomba mewarnai gambar, festival band, berbalas pantun dan lain-lain.
Sedang Tri Arga Televisi akan menyelenggarakan
sarasehan dan lomba presenter serta beraksi dengan studio mininya. Kemudian
Bukittinggi Televisi akan menggelar berbagai karya anak bangsa baik dalam
bentuk seni budaya maupun karya-karya lainnya.
RRI Cabang Muda Bukittinggi seperti tahun-tahun
sebelumnya tetap akan membuka studio mini untuk melaporkan berbagai kegiatan
pada PEDATI Nusantara. Kerjasama PWI Perwakilan Bukittinggi dengan Century
Medya Advertising dan Erison J Kambari Art Bukittinggi serta
www.korandigital.com akan menampilkan foto-foto Sumatra Barat, Bukittinggi
Tempo Doeloe dan foto-foto kondisi sekarang di tenda Rodder AC.
2. Seni
Pertunjukan
Di Kota Bukittinggi terdapat tiga belas grup kesenian,
yaitu Gastaranah, Saayun Salangkah, Puti Limo Jurai, Sakato, Ganto Minang,
Mahligai, Perguruan Silat Harimau Singgalang Salimbado, Syofyani, Rabuang
Kuning, Bambu Kuniang, Komunitas Musik Tradisional Saluang, Satria Muda
Indonesia dan Mustika Minang.
Dari tiga belas sanggar seni pertunjukan, tetapi
hanya lima buah sanggar seni pertunjukan yang aktif dalam mengisi acara setiap
malamnya di Gedung Pertunjukan Medan Nan Balinduang. Sanggar-sanggar tersebut
yaitu sanggar:
1. Gastaranah
2. Saayun
Salangkah
3. Puti
Limo Jurai
4. Sakato
5. Ganto
Minang
Salah
satu kerjasama Kota Bukittinggi dengan Negeri Sembilan, Malaysia yaitu
peningkatan pariwisata dan peningkatan kesenian dan kebudayaan. Dalam mendukung
kerjasama tersebut, Malaysia mengadakan Pesta Gendang di Malaka dan Kota
Bukittinggi selalu diundang.
Pemerintah
Kota Bukittinggi telah bersepakat bersama para perwakilan seniman bahwa undangan
dari Malaysia tersebut akan diwakili secara bergantian oleh sanggar-sanggar
yang ada di kota Bukittinggi. Hingga tahun 2012, Sanggar Gastaranah, Saayun
Salangkah dan Puti Limo Jurai telah mewakili Kota Bukittinggi untuk mengikuti
pesta gendang di Malaysia. Namun Sakato dan Ganto Minang belum berkesempatan
untuk mewakili Kota Bukittinggi di negeri luar.
Sumber:
www.bukittinggikota.go.id
diakses pada tanggal 22 November 2013
www.bukittinggiwisata.com diakses
pada tanggal 23 November 2013
www.sumbaronline.com diakses pada
tanggal 23 November 2013
www.lemlit.blogspot.com diakses pada
tanggal 25 November 2013